Thursday, February 12, 2009

Tembakau & Hati yang tuli

Menjelang senja tembakauku pasang gaya
pada diam yang sombong menghisapnya
di hadapan perempuan pengoyak janji
habiskan malam bersama

Bibirnya komat kamitkan sejuta alasan
ini, itu, itu, ini, tak jelas seperti mantra
sesekali percikkan air mata mengguyur senyumku

Di batas kebosanan sewaktu memeras sabar
dari senyumku yang basah
tembakau itu asapkan bara di lembayung hari
“hhhmmm… Penghisapku ini sedang tuli
dan kau perempuan,
air matamu terlalu basi berpuisi sendiri
menyingkirlah kami hendak hilang dari sini”


Di antara debu debu langit malam
dan hisapan terakhir tembakau itu
terpuntunglah sesal di sudut hati
yang masih di deru angin emosi
;tinggalkan wanita itu di tepi senja
bersama air mata alasannya, bersama sepi.

1 comment:

  1. kalau perempuan menangis, jangan ditinggal pak cik, kasih rokok aja biar ngerokok bareng hehehe

    ReplyDelete