Thursday, February 5, 2009

Sobat

Sobat, masih ingatkah kau
saat saat kita mendaki
terjalnya gunung kehidupan
walau kering semangat,
kita basahkan kembali
dengan tawa dan kata kata

Sobat masih ingatkah kau
saat saat kita saling mencaci
karena aku, jatuh ke jurang mimpi
sampai sampai kau layangkan tinju
berupa makian sinis
“Sadarlah, impian bukan kenyataan”
dengan sedikit benci yang dengki di hati
tapi, tetap saja kita tidak kaku
bahkan lebih saling bahu membahu

Sobat, sekarang kau di mana dan aku disini
kelak atau renta kita mungkin jumpa
mungkin pula tidak
bila ya, aku kan ajakmu mabuk nostalgila
dengan bangga di dada
karena bukan kebetulan kita pernah bersama
dan bukan karena alkohol atau ganja kita tertawa

Bila tidak,
kuangkat gelas penuh doa
tinggi tinggi ke angkasa
untukmu yang melinting masa depan
dimanapun rimbanya

2 comments:

  1. kiranya sahabat begitu berarti bukan??
    palagi jika sering melayangkan gamparan teguran
    akanku yang terus menangis danterperosok di jurang tajam masa laluku..

    di jurang dimana aku hanya mampu digapainya dengan genggaman tangan yang penuh hangat..

    ReplyDelete