Sobat, masih ingatkah kau
saat saat kita mendaki
terjalnya gunung kehidupan
walau kering semangat,
kita basahkan kembali
dengan tawa dan kata kata
Sobat masih ingatkah kau
saat saat kita saling mencaci
karena aku, jatuh ke jurang mimpi
sampai sampai kau layangkan tinju
berupa makian sinis
“Sadarlah, impian bukan kenyataan”
dengan sedikit benci yang dengki di hati
tapi, tetap saja kita tidak kaku
bahkan lebih saling bahu membahu
Sobat, sekarang kau di mana dan aku disini
kelak atau renta kita mungkin jumpa
mungkin pula tidak
bila ya, aku kan ajakmu mabuk nostalgila
dengan bangga di dada
karena bukan kebetulan kita pernah bersama
dan bukan karena alkohol atau ganja kita tertawa
Bila tidak,
kuangkat gelas penuh doa
tinggi tinggi ke angkasa
untukmu yang melinting masa depan
dimanapun rimbanya
Amin!!!!
ReplyDeletekiranya sahabat begitu berarti bukan??
ReplyDeletepalagi jika sering melayangkan gamparan teguran
akanku yang terus menangis danterperosok di jurang tajam masa laluku..
di jurang dimana aku hanya mampu digapainya dengan genggaman tangan yang penuh hangat..