Saturday, December 25, 2010

Natal

Selamat ulang tahun,
Tuhan!

Sunday, December 19, 2010

Bila menurutmu aku hantu

Aku pergi,
ke kuburan
jadi hantu
seperti doamu

Saturday, October 23, 2010

Lama tak bersua

Apa kabar kawan?
kampung kita sekarang
banyak perubahan

Pemuda-pemudi sepi
mereka pilih lari
(ke kota) kejar gengsi

Padahal cuma jadi mesin
pembangun kekuasaan
yang miskin kemanusiaan

ahh, aku jadi terkenang
dahulu menjelang petang
lari-lari ramai-ramai
telusuri pematang

Wednesday, October 20, 2010

Mendaki

Langkah kaki
di tanah basah
saat matahari

;embun, kabut
masih rebah
di pelepah mimpi

Tulang gigil
darah, waktu beku
disekap angin terjal

Dada getar
nafas tersengal
ditekan sunyi

Angkat hati
angkat kaki

Demi bebas
yang membekas

Sunday, October 17, 2010

waktu bocah

Aku menangkap
butir hujan pertama

Menghirup dalam
bau tanah basah

Jingkrak-jingkrakan
main bola dalam hujan

Jakarta bermimpi

Pagi, di jantungku
burung-burung menari
orang-orang jalan kaki
mandi sinar mentari
hirup aroma kopi

Siangku rindang
berpagar kokoh
pohon, dedaunan
yang ramah melambai
dan teduh membelai
mata, hati para pemimpi
yang tertawa di kebun
wujudkan mimpi
makan nasib
garapan sendiri

Soreku menjelang
mereka basuh keringat
dan rendam lelah
ke dalam kali cerah
sambil pandangi perawan
berbalut selendang
sedang cuci cintanya
yang ranum, baru matang
*Inspired from: mimpi Jakarta
By: ruang kosong

Monday, October 11, 2010

Cerita Pagi

Ada burung singgah
di depan rumah

Ia bernyanyi
bersama pagi
bersama matahari

"Apa kabar?" tanyaku,
mantap ia menjawab
dengan lagu riang
sembari lincah
mencari remah-remah

Aku jadi ingat Nia Daniati
nyanyi tentang burung

Dalam liriknya, puisi berdendang:
"burung saja (yang) terbang
tak pernah lupa pulang
ingat sarang, anak, isteri (tersayang)"

;Nina bobo darimu
tadi malam

Thursday, September 30, 2010

Tentang Air matamu

Demikian yang disampaikan,
"Sayang! ada hal
yang tak mungkin terwujud!
"

Jangan sedikit pun
kau percaya kata-katanya

Sebab saat yang tak mungkin
kita paksa mengalah
dan mimpi jadi nyata
;tiap detik seperti bercinta

Friday, September 24, 2010

Tentang Cinta

Aku mencintaimu sungguh
meski tahu, dengannya
kau pernah bersetubuh

Aku rela menerima
meski hati berdarah

Ibarat ampas apel merah
yang dalam mulutmu
dahulu terkunyah

Laki-laki yang kau cinta
mati! tinggalkanmu selamanya
sementara aku menanti,
mimpikan kita menjulur lidah

Hawa! aku masih melata
kutuk diri dengan mantra
;tetap mencintaimu walau Tuhan binasa

Monday, September 20, 2010

Subuh

"hah, hah, apa yang terjadi?"
begitu tanyamu, heran menjurus lupa
tentang semalam aku jadi pengembara
dalam luka hatimu yang belantara

Berikut adalah jawaban yang kubisikkan:

"ahh perih! apa yang kau lakukan?"
begitu desahmu, usai sekaleng bir
larut menelanjangi kenanganmu
yang campakkan celana dalamku

"Hentikan! luka-lukaku kembali sembilu!"
begitu jerit mata dan raut wajahmu
saat kusemat pelan kesumat nafsu
ke liang sempit yang wanginya merindu

;dan berikut adalah bahasa tubuhmu
yang jelang pagi menderu
di bangku sunyi dekat ranjang
sebelah kamar mandi:

"Masa? sini, mendekat! coba, ulangi!"

Friday, September 17, 2010

Uring-uringan

Malam larut di mata(mu)
yang tadi meneteskan luka

Lampu-lampu remang
enggan henti kirim bayang

Tiada daya mengusir sedih
seribu sesal di hati risih

;Letih, besarkan sabar
tunggu pagi bawa kabar

Tuesday, September 14, 2010

Penghabisan

Sepanjang pendakian
jiwa raga dicambuk, dicerca
diseret-seret tanpa perasaan

Pada akhir pendakian
iman direntang
dipaku tanpa pembiusan

Pedih terus ditahan
sampai dari liang lambung
doa menetes pelan

Dari mata turun ke hati

Mata ketemu mata
senyum kecil
di bibirmu

Menatap senyum itu
manis hatiku

Wednesday, September 8, 2010

di sisimu

Susah payah berdiri
di antara sumpah
dan realita

Sambil terus usaha
menahan air mata

Monday, September 6, 2010

Pecun(dang)

Bila memang ada rasa, pergilah!
sebelum mata ini terbuka
sebab tak mungkin kuhancurkan
yang tidak pernah kelihatan

;Maka berjuang berhentilah

Kubur semua rahasiamu
berpalinglah tanpa rasa salah
tinggalkan aku berlumur dosa,
dalam neraka binal kesendirian

;Sejak lama air mataku punah

Bagiku cinta cuma kamuflase
bertanduk dan bermata merah
menyerupai wajah nafsu birahi

Tuesday, August 31, 2010

Dingin

kuyakin pasti demikian
dalam kuburku nanti
seperti malam yang sunyi
tanpa sentuhan perempuan



*Inspired by: Dingin (ruang kosong)

Monday, August 30, 2010

Premanisme

Di negara kami yang kasar
dan didominasi gusar
ngangkang di pertigaan
adalah garis tangan

Siapa kurang cekatan
sedetik ke depan
dingin di pinggir jalan
Ditikam nasib, dilupakan

Di hirarki kami yang laknat
bedebah kuat mati kekuasaan
bajingan tengik yang menggantikan
semua berlangsung seperti kilat

Mata dibalas mata
darah dibayar darah
hukum purba
yang pemali berubah

Saturday, August 28, 2010

27 Agustus 2010

Andai hadiahnya
kau dan hatimu

;Bukan air mata
dan kepergianmu

Thursday, August 19, 2010

Kita (buah semangka berdaun sirih)

Ibarat melangkah,
kanan pertama
kiri kedua
terhitung jari

Lebih dominan
kanan kiri
maju bersamaan

Monday, August 16, 2010

Menajiskan

Kita kumpul di sini
untuk menghujat
manusia rendah ini
membusuk, sendiri

Mari kita berdoa
agar jiwanya hanyut,
terbengkalai selamanya
di kawah kematian

Telanjang, terluka,
berulang-ulang
tiada pernah disurgakan

Monday, August 9, 2010

Rapuh

Di antara lengang jalan
dan kupu-kupu malam

Ciuman kita
terganggu daun jatuh
yang tertiup angin
lalu entah kemana

"Daun itu, sepertimu
yang sebentar, berlalu!"
katamu

Kita kemudian asing
tersesat dalam ragu

Friday, August 6, 2010

Sajak

Laki-laki bebal
yang diplomasi
dari bibirnya
diusung keranda

Tuesday, July 27, 2010

Karena sayang

Anakku sayang, anakku malang
bapak ini putra petani
dari desa terbuang
(di kaki gunung Sitoli)

Aku tidak tahu apa maumu
tapi kalau ganja
dapat membantumu sarjana
suka hatimu lah!

Maafkan bapak nak,
ANJING KAU! BINATANG!
adalah air mata
cinta sedang bapak buang

Bapak bingung, sayang!
musti kemana lagi mengais
agar kebebasanmu terbeli
dari jeruji yang dingin dan sunyi

Inspired from "Karena Cinta"
By: Ruang Kosong

Monday, July 26, 2010

larik puisimu

Tak mau lagi pipiku merah
pada semua sayangmu
tak mau lagi aku tersenyum
pada semua puisimu

Kau takkan mengerti sakit ini
kata-kata dari bibir manismu
adalah harapan dan mimpi
yang cuma (jadi) sayatan belati di hati

Pergilah kau,
pergi dari hidupku
bawa semua bersalah
dan rahasia yang tak mau kutahu

Wednesday, July 21, 2010

Apapun saya lakoni

Bapak kepala istana,
cinta kasih ke anak saya
lebih megah dari kecewa
kau tidak punya simpati

Padahal harapan saya
di sepanjang jalan
dari desa ke Jakarta
merah, berapi-api

Kaki saya adalah hati
Bojonegoro - Istana
cuman sejarak peniti

Demi buah hati
yang dilepuh kebijakan elpiji
tersenyum gagah kembali

Monday, July 19, 2010

Tentang jadi Manusia

Tuhan,
Aku iri padamu
dapat di dua tempat
di sama saat

Tuhan,
Aku sirik padamu
yang selalu tahu
isi dalam hatiku

Thursday, July 15, 2010

Bapak

Bapak, kulitmu
retakan tanah
di kemarau panjang
yang menangis
tunggu hujan datang

Sisa sebatang kara
batuk-batuk,
menghadapi susah
yang menurutmu
adalah anugerah

Bapak, rambutmu
mirip hutan sepi
berselimut kabut pagi
dan senyummu, miris
sulit dinikmati
seperti doa dan harapan
yang kau bisikkan
lewat perbuatan
yang masih coba
kuwujudkan

Walau kian pudar
dan nyaris terlupakan

Wednesday, July 14, 2010

Ranjang

Kita lupa mimpi
terus berseteru
dalam gairah
sampai hari cerah

Monday, July 12, 2010

Karena susu setitik, rusak nila sebelanga

Tatkala jutaan mencemarkan,
menanggalkan harapan,
dan asing dengan perbuatan
yang menyenangkan

Seluruh pedang
kembali kami sarungkan
sangkakala perang
tak jadi diraungkan

;Pemusnahan dibatalkan

Karena hatimu memutuskan
jadi perlindungan perawan
yang hamil olehmu bukan
lagi di luar pernikahan

*Saint Joseph

Friday, July 2, 2010

Emosi

Sampai meninggal matahari
garis tanganku adalah sendiri

Cinta dan kasih cuma duri
penggores koreng di hati

Hei, perempuan!
bila memang kau perduli
beranak cuculah, pergi!

Sebelum koreng yang nyeri
dan tengik ini
makin basah oleh dengki

Thursday, June 24, 2010

Salah Tafsir (Kartu Gakin)

Kata orang-orang
belanja zaman sekarang
suka hati pilih barang
gesek kartu, lantas pulang

(Kena dibodohi!)

Sudah bolak-balik kelurahan
sampai lupa cari makan
demi satu kartu yang kemudian
dilaminating agar licin, mengkilat
atau mentereng waktu belanja

ehh pas belanja,
tetap rupiah yang diminta

"Kartu ini adalah tanda
bahwa bapak sudah sah
jadi orang miskin!”
kata penjaga (nada mencela)

ah! sungguh tipis
beda lugu dan dungu
tapi, tak apalah
lega kali rasanya
sedari kecil miskin
akhirnya diakui juga

;Sambil lalu simpan kartu
dalam puisinya
yang sunyi dan lusuh

Wednesday, June 16, 2010

Pendapatku

Setiap malam seru juga kita ini
bercanda, tertawa seperti bocah
yang hendak menangis saja

Apalagi apabila aku berbisik
tentang saudara dalam celanaku,
yang sangat pemalu itu
dapat tegap dalam sekejap
bila ditantang nakalnya matamu

Atau cerita petuah
yang sok bijak sini,
bijak sana
macam paling betul
sedunia

ah, pokoknya hampir tak bisa
digambarkan kata-kata

Tapi, cobalah pikir
seru kita paling mutakhir
adalah, ditengah ragu, gelisah
yang kerap memaksa
emosi kehilangan kendali
lantas air matamu bicara

Kita masih mau temukan cara
kembali berpeluk cium
seolah orang lain buta

Monday, June 14, 2010

Keraguan kita

Kau juga pasti tahu,
kalau ujung jalan kita
cuma luka dalam
yang lama ditetesi air mata

Canda, tawa saat bersama,
mimpi-mimpi serta kata-kata
seperti embun pagi
yang ditelan matahari

Sebab kau rajin sembahyang
aku ke Gereja kadang-kadang

Thursday, June 3, 2010

Novel perang

Aku ini siapa,
aku ini apa,
aku ini kenapa?

Tidak tahu
ini mimpi
atau nyata

Aku bangun
segala
gelap gulita

Aku teriak
tapi hening
sepi, sunyi

Apa rasanya
pijak tanah,
apa rasanya
meraba wajah

Hanya tubuh
sendiri
tanpa anggota

Wednesday, June 2, 2010

Ngawur

Waktu kecil aku ditanya
besar mau jadi apa?
Kubilang: Jadi Tuhan!

Ibu bilang: tidak bisa!
anak laki harus kejar ilmu
sampai lewat negeri China
agar dapat gelar terhormat,
kekuasaan dan perempuan
yang luar dalam sehat

Bukan jadi Tuhan
singasana itu
sepanjang zaman
tidak tergantikan!
Belakangan ini
kembali aku ditanya;
kapan akan berkeluarga?

aku bilang: entahlah!

Sebab hasratku jadi Tuhan
seperti setan
yang hilang kesabaran

Sunday, May 30, 2010

Terngiang

Malam ini bulan terang
biasanya laut pasang

Seperti aku,
bergelombang

Pegangi bibir
yang tadi kau serang

Thursday, May 27, 2010

Good Night!

Sepertinya kau telah lelap
sebab candaku
tak lagi kau jawab
seketika senyap

;Semoga mimpimu
serupa denganmu

Monday, May 24, 2010

Khilaf

Semalam
air matamu
jatuh sendiri

"Seharusnya,
kita tidak sejauh ini!"
kataku,

Sambil kenakan ragu
lantas angkat kaki
mencari rokok,
mencari sepi

Thursday, May 20, 2010

Tersenyumlah!

Langit sepi
tak ada bintang
yang lari-lari
kesana kemari

Mereka semua
kelap-kelip
di sisimu

;Membantuku

Jadi parodi
bagi hatimu
yang matanya
gerimis malam ini

Monday, April 26, 2010

Kencan

Tidak ada salahnya
sesekali kita berlupa
segala susah yang berhenti tiada

Kembali jadi bocah manja
yang malas ambil pusing
dari mulut orang keluar apa

Seperti hari ini
kita jalan berdua
seharian seru-seruan,
makan mimpi dan cerita

Tentang semula malu
mengucapkan kata

atau tentang apa saja
tanpa rahasia, tanpa air mata
tambah sentuhan-sentuhan kecil
yang tidak pakai rencana

Sampai-sampai bulan
senyum-senyum sendiri
di atas sana

Tuesday, April 13, 2010

Iman (Menolak tawaran)

Bukan sombong, bukan songong
hingga detik ini masih berdiri
padahal jatuh ribuan kali
karena yakin ada yang menolong

Bukan seperti penolongmu
yang kau tanam dalam badan
agar lihai memanipulasi keadaan
tapi menuntut darah
sebagai bayaran

Aku, sudah punya penolong
ia baik, pintar lagi gondrong
dan penolongmu adalah maut
yang telak ia kalahkan

Thursday, April 8, 2010

Jambret

Karena pilihan kian sepi
pengeluaran terus berulang
dan pemasukan sunyi
akal yang biasanya terang
jadi ambil paksa harta orang

Tuesday, March 30, 2010

Kepada mantan (tunangan) kawan

Setiap malam, aku melihat tangan
sibuk merangkai-rangkai kata
dari rindu yang tidak terpuaskan

Dengan berbagai macam cara
ia coba menyusunnya jadi puisi
yang paling manis menghibur diri

Seperti permintaan hati ini
pada seseorang di atas sana
agar kau selalu cerah
dan terluka tak pernah lagi

Wednesday, March 24, 2010

Doa sebelum kerja

Tuhan, saya malas kerja
takut dijejali tanggung jawab baru
sedang yang kemarin dan lusa
sudah mulai diselimuti debu

Andai tiba-tiba
diminta presentasi
saya pasti mati berdiri

Tuhan, saya malas kerja
bosan dicap murahan
karena segala hal saya kerjakan
alhasil, kaki harus jadi tangan
dan tangan, ya tetap!

Tuhan, saya malas kerja
capek dikerjaiin kerjaan
yang kurang transparan
ujung-ujungnya mesti pasang badan

Tuhan, intinya saya malas
karena keluhan di atas
bila di kantorMu ada lowongan
tolong saya diberi kesempatan
saya pasti rajin terus-terusan

-Amin-

Thursday, March 18, 2010

Hasrat

Aku ingin pergi
tanpa bawa apa-apa
tinggalkan badan
kesepian di bumi

Thursday, February 25, 2010

Para Pejuang Malam

Kami harus bersolek, molek
atau hias bibir dengan gincu
dan berpakaian serba pendek

Agar uang laki-laki
berkunjung berkali-kali
seperti nafsu berahi

Bukan cita-cita kami
pasrahkan masa depan,
cinta dan harapan
ditindih perut
dan mulut-mulut busuk
para pembuang tai macan

Cuma, untuk bertahan
harga diri dan perasaan
harus kami lacurkan
sampai sekarat
lantas kami kuburkan

Thursday, February 18, 2010

Begajul di jalan panah

aku ini mustahil ksatria
aku ini cuma pemanah gajul
yang keluar masuk hutan kehidupan
dengan busur dan anak panah

Mimpi utama adalah mencari putri
yang dapat kumengerti
di antara seribu bidadari

Putri yang pantang lari
bila aku sedang rakus minum anggur
lantas tanpa pikir panjang
memanah matahari

Wednesday, February 17, 2010

Bandung_160210 (Dinas Luar kota)

Bu, aku tidak tahu
seperti apa rasanya
perasaanmu
tunggu bangun pujaan hati
yang penuh balutan,
tanpa gerak di St. Yusuf

Adik, aku tidak tahu
seperti apa rasanya
hatimu, yang terus lipat tangan
demi kembali tiap pagi
naik motor ayah terkasih
yang sedang tidur
dengan selang-selang
penyokong nafasnya

tapi mungkin,
aku sedikit tahu
kenapa air mata kalian
berhenti jatuh

Wednesday, February 10, 2010

Puisi untuk Titie (Where are you?)

Dahulu jumpa lantas tertawa bersama
di belantara Jakarta yang tinggi hati
lagi lebat muslihatnya

Belakangan, percakapan cuma lewat pesan
yang hampir cukup puaskan rindu
yang dahaga berkepanjangan

Entah kapan kita 'kan kembali jumpa
lantas tertawa bersama, sambil bicara
dan minum kopi satu gelas berdua
;seperti jaman baheula

Mungkin sebentar lagi
mungkin tak'kan pernah terjadi
yang pasti, karenamu puisi ini seksi

Monday, February 8, 2010

Tentang solusi

Kadang-kadang menghadapimu
aku butuh dinasehati

Tapi, harus lebih dari
"Jadi diri sendiri!"

Bom waktu kalau cuma itu
bagimu, bagi hati

Tuesday, January 26, 2010

Pansus

Rekomendasi khusus kami
sementara adalah
melepaskan fakta
dari jabatannya  

Saturday, January 23, 2010

Jawaban

Dear Comerad!

Hapuskan dari benakmu
bahwa semangatku berpuisi
telah patah dan terkulai
enam kaki di bawah tanah
;laksanakan segera

Sebab kaulah saksiku
ketagihan merentang busur,
melepas panah kata
meski cuma satu, dua
yang tembus tanpa luka
haha!

Sisanya,
yah lumayanlah!
menggelitik mereka
yang payah tertawa

Dear Comerad!

Di medan perang yang sekarang
busur sedang proses pembuatan
kau tunggu saja kawan!
panah kita pasti kembali bersulang

Cheers!

Thursday, January 7, 2010

Tentang bersukacita (Merry Christmas)

Tak apa ma!
bila Natal ini
kita berbaju lama

Tak apa pak!
bila Natal ini
kita bersepatu tua

Karena bersama
kita lebih gemerlap
dari pohon terang
di tengah Gereja

Saturday, January 2, 2010

Identitas

Aku ini pemimpi siang hari
karena dunia nyata
cuma buat mereka
yang almarhum imajinasi

Karenanya, aku dibenci
dimana itu lebih baik
ketimbang dicintai
bukan sebagai diri sendiri