Thursday, July 15, 2010

Bapak

Bapak, kulitmu
retakan tanah
di kemarau panjang
yang menangis
tunggu hujan datang

Sisa sebatang kara
batuk-batuk,
menghadapi susah
yang menurutmu
adalah anugerah

Bapak, rambutmu
mirip hutan sepi
berselimut kabut pagi
dan senyummu, miris
sulit dinikmati
seperti doa dan harapan
yang kau bisikkan
lewat perbuatan
yang masih coba
kuwujudkan

Walau kian pudar
dan nyaris terlupakan

No comments:

Post a Comment