Thursday, September 30, 2010

Tentang Air matamu

Demikian yang disampaikan,
"Sayang! ada hal
yang tak mungkin terwujud!
"

Jangan sedikit pun
kau percaya kata-katanya

Sebab saat yang tak mungkin
kita paksa mengalah
dan mimpi jadi nyata
;tiap detik seperti bercinta

Friday, September 24, 2010

Tentang Cinta

Aku mencintaimu sungguh
meski tahu, dengannya
kau pernah bersetubuh

Aku rela menerima
meski hati berdarah

Ibarat ampas apel merah
yang dalam mulutmu
dahulu terkunyah

Laki-laki yang kau cinta
mati! tinggalkanmu selamanya
sementara aku menanti,
mimpikan kita menjulur lidah

Hawa! aku masih melata
kutuk diri dengan mantra
;tetap mencintaimu walau Tuhan binasa

Monday, September 20, 2010

Subuh

"hah, hah, apa yang terjadi?"
begitu tanyamu, heran menjurus lupa
tentang semalam aku jadi pengembara
dalam luka hatimu yang belantara

Berikut adalah jawaban yang kubisikkan:

"ahh perih! apa yang kau lakukan?"
begitu desahmu, usai sekaleng bir
larut menelanjangi kenanganmu
yang campakkan celana dalamku

"Hentikan! luka-lukaku kembali sembilu!"
begitu jerit mata dan raut wajahmu
saat kusemat pelan kesumat nafsu
ke liang sempit yang wanginya merindu

;dan berikut adalah bahasa tubuhmu
yang jelang pagi menderu
di bangku sunyi dekat ranjang
sebelah kamar mandi:

"Masa? sini, mendekat! coba, ulangi!"

Friday, September 17, 2010

Uring-uringan

Malam larut di mata(mu)
yang tadi meneteskan luka

Lampu-lampu remang
enggan henti kirim bayang

Tiada daya mengusir sedih
seribu sesal di hati risih

;Letih, besarkan sabar
tunggu pagi bawa kabar

Tuesday, September 14, 2010

Penghabisan

Sepanjang pendakian
jiwa raga dicambuk, dicerca
diseret-seret tanpa perasaan

Pada akhir pendakian
iman direntang
dipaku tanpa pembiusan

Pedih terus ditahan
sampai dari liang lambung
doa menetes pelan

Dari mata turun ke hati

Mata ketemu mata
senyum kecil
di bibirmu

Menatap senyum itu
manis hatiku

Wednesday, September 8, 2010

di sisimu

Susah payah berdiri
di antara sumpah
dan realita

Sambil terus usaha
menahan air mata

Monday, September 6, 2010

Pecun(dang)

Bila memang ada rasa, pergilah!
sebelum mata ini terbuka
sebab tak mungkin kuhancurkan
yang tidak pernah kelihatan

;Maka berjuang berhentilah

Kubur semua rahasiamu
berpalinglah tanpa rasa salah
tinggalkan aku berlumur dosa,
dalam neraka binal kesendirian

;Sejak lama air mataku punah

Bagiku cinta cuma kamuflase
bertanduk dan bermata merah
menyerupai wajah nafsu birahi