wahai, hamparan dataran tinggi
penyemangat hati dan nyali kami
yang hilang sabar tuk kembali nikmati
belantara negri di atas awan
Panggilmu mendarah daging sudah
jadi rindu kekal lukis tubuhmu
dengan kaki dan keringat sendiri
wahai, hamparan liar tanah subur berbatu
Sebab seperti sudah ribuan tahun lamanya
kami tak lagi nikmati gigil hujan,
bersenggama dengan ilalang matahari,
menjadi saksi bahwa gelap terang
silih berganti saling menenggelamkan
di angkuhnya setapak pegunungan
pertanda kami harus hilang kendali
teriak tertawa tanpa perduli
berbagi rokok dengan bulan bintang
di tenda malam yang berdiri
pelindung kelelahan hati
penghangat jiwa, pembalut luka
dalam lelap Doa berselimut kabut mimpi
yang mencandu jejakkan terima kasih
bertualang cari ketenangan
berdamai dengan kebebasan
tinggalkan ricuhnya polusi peradaban
thomas: gw gak mabuk terus nez, sekali-sekali aja paling cuma kleyeng-kleyeng dikit hehe, tapi liukan dwi malam memang angkuh nez
ReplyDeleteanez : macan tutul lo mas! ajak-ajak dong, ha..haay, ok coy?!
thomas : yeee, budi anduk
apa nih???
ReplyDeletemau mendaki yah!!!
kwakakakak...*ktawa mode on*
**slamat melakukan pendakian deh..