Rindu ku berjalan
sepanjang damainya kenangan
menyusuri danau adat di ujung utara
yang di jantungnya terbaring pulau
silsilah marga sejak lampau
Inang! aku rindu manortor'
bersama barisan kokoh bukit bukit hijau
dan nasib terpencil hutan sawit kelapa,
pahatan kayu kayu malam tak berlampu
berteman api kecil yang menjilat sumbu
sebelum cemara hitam buka pintu
setelah anak tangga bermain bambu
Pada tuak, pada sangsang
rindu makin menggebu,
melebihi Naga Bonar
yang harapkan si Bujang kembali
sebelum habis di makan cacing peluru
Rindu pula Horaskan tegur sapa
di ‘Tapian na uli, kampung hatuboanku
ranah Ompung Sisingamangaraja
yang kebal segala senjata
kala mengusir bala serigala Eropa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment