Thursday, February 12, 2009

Cinta Monyet

Hei, bangku sebelah kiri
singasana perempuan putih
yang genitnya gemar meracau penuh goda
mengapa kau merapat, penat sendiri?

Hei, mug cokelat bertungkai lucu
kahyangan menari bibir tipis bidadari
meneguk canda, rekahkan gurau sesekali
mengapa kau diam, membisu sendiri?

Hei, meja kerja dari kayu wangi
arena damai cerita kerja melawan cerita cinta
ditonton waktu berbuah rindu setengah dada
mengapa kau sunyi, sepi sekali?

Bangku, mug, meja dan aku
sekumpulan kenangan ada kau terbiasa
yang gundah, bertanya pada puisi
mengapa hanya bayangmu
yang tersenyum
dan menari hari ini?

2 comments:

  1. sahabat, kritik yah!
    buat kata pada penggalan kedua bait ketiga;

    "di tonton waktu berbuah rindu setengah dada
    mengapa kau sunyi, sepi sekali?"

    bukankah harusnya ditonton? bukan di tonton..

    kan itu imbuhan, bukan kata depan yang menunjukkan tempat, so..harusnya disambung kan??
    kecuali menunjukkan tempat, baru dipisah (sesuai ama pelajaran b.indonesia, hehehe)

    *maap, komennya kaya dr ibu guru yah!!
    *ngakak mode on*

    ****cinta monyet..mang monyet punya cinta?? *ngakak lagiiiii***

    ReplyDelete
  2. dasar monyet, sudah pandai kau main cinta2an ya. hahaha, apa masuk jebakan monyet niy? hwahhaha

    ReplyDelete