Tuesday, August 11, 2009

Kepada Titie


Nona belia rekan kerja depan mata
bila kau pinta penyair residivis
tulis kesan tentangmu dengan puitis
beginilah lariknya;

Perempuan dengan senyum coki coki
sungguh nyeri hendak tak melihatmu lagi
hati seperti disayat pisau, pelan sekali

hihi, sebait yang mematikan bukan?
nah beginilah sikapmu pasti:
"ohoho dudul, lebay dehh!" ceriwis sambil lempar poni

haha, bukan, bukan, beginilah seharusnya:

Alangkah pedas sedari muda
kuras tenaga untuk tawa ibu di rumah
kakak, adik, sahabat terbaik air mata
yang ditinggal pergi kasih ayah ke surga

Andai aku sebagaimu mungkin cita cita
sudah lama kubuang ke tempat sampah
lalu berlari, terus berlari meski sadar
takkan hilang segala perih

Pemudi dengan senyum selezat coki coki
suatu hari nanti aku ingin makan kenangan
bakso raksasa sembari dengar kisah hatimu
yang lulus aneka uji, temanku merangkai puisi

2 comments:

  1. duuh titie, hati-hati ada pusier residivis,
    ntar baksonya di makan ampe abis

    ReplyDelete
  2. ow ow jadi ini titie itu,
    pantesan aja pusier kambuhan ini klenger,
    yang pasti bukan gara-gara bakso raksasa
    hahaha...

    ReplyDelete