Nona belia rekan kerja depan mata
bila kau pinta penyair residivis
tulis kesan tentangmu dengan puitis
beginilah lariknya;
Perempuan dengan senyum coki coki
sungguh nyeri hendak tak melihatmu lagi
hati seperti disayat pisau, pelan sekali
hihi, sebait yang mematikan bukan?
nah beginilah sikapmu pasti:
"ohoho dudul, lebay dehh!" ceriwis sambil lempar poni
haha, bukan, bukan, beginilah seharusnya:
Alangkah pedas sedari muda
kuras tenaga untuk tawa ibu di rumah
kakak, adik, sahabat terbaik air mata
yang ditinggal pergi kasih ayah ke surga
Andai aku sebagaimu mungkin cita cita
sudah lama kubuang ke tempat sampah
lalu berlari, terus berlari meski sadar
takkan hilang segala perih
Pemudi dengan senyum selezat coki coki
suatu hari nanti aku ingin makan kenangan
bakso raksasa sembari dengar kisah hatimu
yang lulus aneka uji, temanku merangkai puisi
duuh titie, hati-hati ada pusier residivis,
ReplyDeletentar baksonya di makan ampe abis
ow ow jadi ini titie itu,
ReplyDeletepantesan aja pusier kambuhan ini klenger,
yang pasti bukan gara-gara bakso raksasa
hahaha...