Bus kota yang berserakan
dan berjalan ibarat odong odong
di perkampungan
Sudah begitu lama kita seiring sejalan
entah kapan pertama berkenalan
sampai sampai aku keberatan
tinggalkan kau dalam kenangan
sendiri, tanpa kata hiasan
Sebab sekarang dengan kuda besi
aku satu pikiran di jalan
ahahaha, hajarrr! goyang kiri goyang kanan
melibas marka debu, menyalip waktu
kesampingkan murah, meriah, muntahmu
yang dahulu serupa nafas buatan
bagi nasibku yang sering pingsan
tersengat bau pesing persaingan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment