Wednesday, June 17, 2009

Dendam yang berkarat

Sobat, kita pernah genggam dendam
di balik tembok congkak rumah megah
terpicu umpatan tajam si tuan rumah
"Dasar mesum, orang udik,
sudah melarat malah berulah
kelak besar jadi apa kalian, sampah!"

sebab kebetulan sekali dapati tubuh bening istrinya
sedang asyik mandi senja

"Suatu hari, dia harus bayar ganti rugi"
Gerammu, yang tak terlalu kuambil hati

Demi lenyap dendam dan kembali harga diri
yang mati tertikam lidah tuan rumah
cita cita, kasih sayang, bibir perempuan dan Tuhan
kita bengkalaikan dalam bilik pesing berterali pengap
;Tertangkap basah, jual mabuk di pinggir sawah

Sobat, karena berkarat bila semakin diremas
dendam itu harus dan telah kulepas
sebelum kau lari bawa cemas, sembunyi
dari ribuan mata pengancam yang awas

Sebagai doa, ku tabur kecewa dari air mata
di atas liang kubur tuan tajam lidah
yang terbujur sepi usai kau benam
karat dendammu ke pinggulnya bertubi tubi

;Almarhum tuan, kau kumaafkan, selamat jalan!
Sobat kecil yang ngeri, selamatlah, lari!

No comments:

Post a Comment