Memang jelas alurnya
demi henti saling meluka
kau ke sini, aku ke sana
lewat bernafas tiada indah
Tuesday, June 30, 2009
Monday, June 29, 2009
Membaca air mata
Bila teguhmu mata basah
risalah duka hati terluka
tanpa geming, tanpa kata
dekap, rawat sekuat jiwa
Aku bukanlah salah
tapi prasangka lancip curiga
yang nobatkan waktu lalu
sebagai Raja
risalah duka hati terluka
tanpa geming, tanpa kata
dekap, rawat sekuat jiwa
Aku bukanlah salah
tapi prasangka lancip curiga
yang nobatkan waktu lalu
sebagai Raja
Friday, June 26, 2009
Nama tengahku, curiga!
Mata kadang menipu kawan
sayu, berair sebagai umpan
yang harap belas kasihan
ujungnya, tajam serupa jebakan
sayu, berair sebagai umpan
yang harap belas kasihan
ujungnya, tajam serupa jebakan
Thursday, June 25, 2009
Sajak TKW
Kata departemen pengekspor manusia
modal dengkul dan minim pendidikan
melayani bahasa kekerasan negri tetangga
bisa merubah nasib jelek jadi rupawan
sekaligus berbakti pada negara
menambah devisa, kurangi pengangguran
Sebulan di sana mentalku berduka
sebab dua puluh empat jam
siaga harus dengan perut hampa
kadang selangkangan makan siksa
yang kulawan sampai gigi ompong sebelah
dan pipi manyun usai disetrika
Ditafsirlah tak becus jadi babu
maka aku dipulang kandangkan
tanpa upah, tanpa koper isi harga diri
temanku berangkat dahulu
Intinya pulang kampung hampa
maklum bukan sebagai pelancong
yang bingung buang uang
atau mempelai sang pangeran
yang orgasme lewat siksa
aku beranjak ke timur tengah
atau negri sebelah
modal dengkul dan minim pendidikan
melayani bahasa kekerasan negri tetangga
bisa merubah nasib jelek jadi rupawan
sekaligus berbakti pada negara
menambah devisa, kurangi pengangguran
Sebulan di sana mentalku berduka
sebab dua puluh empat jam
siaga harus dengan perut hampa
kadang selangkangan makan siksa
yang kulawan sampai gigi ompong sebelah
dan pipi manyun usai disetrika
Ditafsirlah tak becus jadi babu
maka aku dipulang kandangkan
tanpa upah, tanpa koper isi harga diri
temanku berangkat dahulu
Intinya pulang kampung hampa
maklum bukan sebagai pelancong
yang bingung buang uang
atau mempelai sang pangeran
yang orgasme lewat siksa
aku beranjak ke timur tengah
atau negri sebelah
Wednesday, June 24, 2009
kecaman telak
Pidato ibu, para bapak
calon pemenang hati Rakyat
tercium bau muslihat
yang sangat menyengat
serupa bau kentut yang muncrat
bersama miniatur Sidoarjo
di Astana Jawa Barat
calon pemenang hati Rakyat
tercium bau muslihat
yang sangat menyengat
serupa bau kentut yang muncrat
bersama miniatur Sidoarjo
di Astana Jawa Barat
Tuesday, June 23, 2009
Drama Nahas TNI di udara
Sayap pensiunan terbang
masih harus kerja keras
tak sadar jadi api raksasa
yang jilat habis penunggangnya
pasca lepas landas
Armada tempur udara
baling baling kanibalnya
banyak tewas di angkasa
kalah perang
melawan indisipliner pengelolaan
yang sempit anggaran
masih harus kerja keras
tak sadar jadi api raksasa
yang jilat habis penunggangnya
pasca lepas landas
Armada tempur udara
baling baling kanibalnya
banyak tewas di angkasa
kalah perang
melawan indisipliner pengelolaan
yang sempit anggaran
Saturday, June 20, 2009
Kita harus menyerah
Sudah tak sisa
ruang hati
terimamu kembali
Berdirilah, hadapi
tanpa sesal, berani
Angkat lutut
dan air matamu
dari bumi
kitalah tinggi hati
yang telah kehilangan arti
Lupakan peristiwa lalu
hantu semua bagiku
Biar segala tak terucap
mati perlahan, sendiri
ruang hati
terimamu kembali
Berdirilah, hadapi
tanpa sesal, berani
Angkat lutut
dan air matamu
dari bumi
kitalah tinggi hati
yang telah kehilangan arti
Lupakan peristiwa lalu
hantu semua bagiku
Biar segala tak terucap
mati perlahan, sendiri
Friday, June 19, 2009
Mustahil, bukan berarti nihil
Sangat mustahil temukan waktu emas
untuk kita, saling isi hampa di dada
Pagi, kau sudah jibaku dengan angka
dalam ruangan tertib pengolah data
aku, dikejar waktu yang selalu terburu buru
Siang, kau makan relevansi pembukuan
minum kapasitas produksi
aku, makan puisi berlauk matahari
lalu merokok di sudut lamunan hati
Sore, kau laporkan rugi laba, perubahan modal,
arus keuangan perusahaan
aku, hisap debu knalpot dan klakson jalan raya
Malam, kau susun neraca berdasarkan urutan
aku, entah dimana, terserah kaki saja
Tapi mustahil, bukan berarti nihil
Satu hari senyumku luput dari matamu
isi hati turun lebat dalam telepon genggam
Seperti hujan yang temani saat pertama kita
saling hangatkan malam setelah Gereja
;Demikian pula sebaliknya
untuk kita, saling isi hampa di dada
Pagi, kau sudah jibaku dengan angka
dalam ruangan tertib pengolah data
aku, dikejar waktu yang selalu terburu buru
Siang, kau makan relevansi pembukuan
minum kapasitas produksi
aku, makan puisi berlauk matahari
lalu merokok di sudut lamunan hati
Sore, kau laporkan rugi laba, perubahan modal,
arus keuangan perusahaan
aku, hisap debu knalpot dan klakson jalan raya
Malam, kau susun neraca berdasarkan urutan
aku, entah dimana, terserah kaki saja
Tapi mustahil, bukan berarti nihil
Satu hari senyumku luput dari matamu
isi hati turun lebat dalam telepon genggam
Seperti hujan yang temani saat pertama kita
saling hangatkan malam setelah Gereja
;Demikian pula sebaliknya
Wednesday, June 17, 2009
Kita adalah Garuda
Mari kenang para jong dahulu
yang tajam semangat lawan tiran
di tangan sebilah runcing yang kuning
di dada berslempang doa satu bangsa
Demi laut, demi pulau,
demi sawah, demi ladang,
demi anak, demi cucu cicit
demi kebebasan,
demi sang saka belah angkasa
hingga ujung nusantara
gentar ditelantarkan
meski habis terbombardir
moncong bedil bangsa bangsa benalu
Mereka rela umurnya berhenti
berlumuran warna berani
sebab gugur usir jepang, usir belanda
adalah kehormatan abadi
yang kekalkan patriot di dada
Kita adalah mereka
harapan kemerdekaan bangsa
yang sekarang terjajah
rombongan kebijakan
orang orang renta di tampuk kuasa
Mari bersama singsingkan lengan,
berjuang demi darah
yang telah tumpah
wujudkan bara Soempah Pemoeda
deklarasikan pada semesta
martabat kita yang Garuda
yang tajam semangat lawan tiran
di tangan sebilah runcing yang kuning
di dada berslempang doa satu bangsa
Demi laut, demi pulau,
demi sawah, demi ladang,
demi anak, demi cucu cicit
demi kebebasan,
demi sang saka belah angkasa
hingga ujung nusantara
gentar ditelantarkan
meski habis terbombardir
moncong bedil bangsa bangsa benalu
Mereka rela umurnya berhenti
berlumuran warna berani
sebab gugur usir jepang, usir belanda
adalah kehormatan abadi
yang kekalkan patriot di dada
Kita adalah mereka
harapan kemerdekaan bangsa
yang sekarang terjajah
rombongan kebijakan
orang orang renta di tampuk kuasa
Mari bersama singsingkan lengan,
berjuang demi darah
yang telah tumpah
wujudkan bara Soempah Pemoeda
deklarasikan pada semesta
martabat kita yang Garuda
Dendam yang berkarat
Sobat, kita pernah genggam dendam
di balik tembok congkak rumah megah
terpicu umpatan tajam si tuan rumah
"Dasar mesum, orang udik,
sudah melarat malah berulah
kelak besar jadi apa kalian, sampah!"
sebab kebetulan sekali dapati tubuh bening istrinya
sedang asyik mandi senja
"Suatu hari, dia harus bayar ganti rugi"
Gerammu, yang tak terlalu kuambil hati
Demi lenyap dendam dan kembali harga diri
yang mati tertikam lidah tuan rumah
cita cita, kasih sayang, bibir perempuan dan Tuhan
kita bengkalaikan dalam bilik pesing berterali pengap
;Tertangkap basah, jual mabuk di pinggir sawah
Sobat, karena berkarat bila semakin diremas
dendam itu harus dan telah kulepas
sebelum kau lari bawa cemas, sembunyi
dari ribuan mata pengancam yang awas
Sebagai doa, ku tabur kecewa dari air mata
di atas liang kubur tuan tajam lidah
yang terbujur sepi usai kau benam
karat dendammu ke pinggulnya bertubi tubi
;Almarhum tuan, kau kumaafkan, selamat jalan!
Sobat kecil yang ngeri, selamatlah, lari!
di balik tembok congkak rumah megah
terpicu umpatan tajam si tuan rumah
"Dasar mesum, orang udik,
sudah melarat malah berulah
kelak besar jadi apa kalian, sampah!"
sebab kebetulan sekali dapati tubuh bening istrinya
sedang asyik mandi senja
"Suatu hari, dia harus bayar ganti rugi"
Gerammu, yang tak terlalu kuambil hati
Demi lenyap dendam dan kembali harga diri
yang mati tertikam lidah tuan rumah
cita cita, kasih sayang, bibir perempuan dan Tuhan
kita bengkalaikan dalam bilik pesing berterali pengap
;Tertangkap basah, jual mabuk di pinggir sawah
Sobat, karena berkarat bila semakin diremas
dendam itu harus dan telah kulepas
sebelum kau lari bawa cemas, sembunyi
dari ribuan mata pengancam yang awas
Sebagai doa, ku tabur kecewa dari air mata
di atas liang kubur tuan tajam lidah
yang terbujur sepi usai kau benam
karat dendammu ke pinggulnya bertubi tubi
;Almarhum tuan, kau kumaafkan, selamat jalan!
Sobat kecil yang ngeri, selamatlah, lari!
Monday, June 15, 2009
Ejakulasi Moral
Bila bercinta tanpa ikatan,
tanpa batasan, tanpa pengaman
adalah kemajuan zaman
Lebih baik aku ketinggalan
yang terus masturbasi
sampai janji suci deklamasi
tanpa batasan, tanpa pengaman
adalah kemajuan zaman
Lebih baik aku ketinggalan
yang terus masturbasi
sampai janji suci deklamasi
Friday, June 12, 2009
Aborsi
Ibu, aku ingin jadi lilin
di takdirmu yang gelap
tergunjing gonggongan
anjing anjing kehidupan
Maka biarlah dalam perutmu
aku tinggal sementara
Ibu, panggil Tuhan
yang penuh pengampunan
bukan algojo kandungan
yang kosong belas kasihan
Jangan ibu, tolong!
aku adalah moralmu
ampuni salahku bu!
bapak, kau dimana?
di takdirmu yang gelap
tergunjing gonggongan
anjing anjing kehidupan
Maka biarlah dalam perutmu
aku tinggal sementara
Ibu, panggil Tuhan
yang penuh pengampunan
bukan algojo kandungan
yang kosong belas kasihan
Jangan ibu, tolong!
aku adalah moralmu
ampuni salahku bu!
bapak, kau dimana?
Wednesday, June 10, 2009
Cita cita
Ayah pernah lempar tanya
kepadaku yang mirip Agnes Monica
bila tanpa kulit sawo dekil
rambut dagu dan bulu sulit disisir
"Setelah punya pesawat dua roda
dan sukses selaku pilotnya
lantas cita cita apa lagi
yang hendak kau rampungkan?"
Karena diri gemar kecepatan
kujawab saja dengan lekas
"Aku ingin punya perawan Pak!
sebagai ko-pilot pesawat
agar tiba di masa datang selamat"
kepadaku yang mirip Agnes Monica
bila tanpa kulit sawo dekil
rambut dagu dan bulu sulit disisir
"Setelah punya pesawat dua roda
dan sukses selaku pilotnya
lantas cita cita apa lagi
yang hendak kau rampungkan?"
Karena diri gemar kecepatan
kujawab saja dengan lekas
"Aku ingin punya perawan Pak!
sebagai ko-pilot pesawat
agar tiba di masa datang selamat"
Monday, June 8, 2009
Ijazah
Nak, daripada ditelan bumi
biarlah ini ijazah
kubingkai dengan dadaku
yang busung olehnya
Kemudian, kupajang di hati
agar smart dan gengsi
yang sangit itu mengerti
selain tinta angka
kurus termakan waktu
ada air mata
dan tawamu di sana
Inspired from "Ijazah" Dhede
biarlah ini ijazah
kubingkai dengan dadaku
yang busung olehnya
Kemudian, kupajang di hati
agar smart dan gengsi
yang sangit itu mengerti
selain tinta angka
kurus termakan waktu
ada air mata
dan tawamu di sana
Inspired from "Ijazah" Dhede
Monday, June 1, 2009
Kenanglah!
Bila aku telah hilang
kenanglah seperti tembang
yang kurang begitu merdu
tapi lahir hanya untukmu
kenanglah seperti tembang
yang kurang begitu merdu
tapi lahir hanya untukmu
Subscribe to:
Posts (Atom)