Sepasang rindu masuk kamar
di luar, hujan samar-samar
luka-luka mereka kunci di pintu
lampu dipadam, seperti masa lalu
Napas seperti ranjang tersengal-sengal,
sebab cinta bisik-bisik di atas bantal
;Hujan di luar masih samar
Sepasang rindu masuk ruang mandi
di kamar, selimut menutupi sepi
Di bawah pancuran kehangatan
mereka saling sentuh dan pelukan
Sisa-sisa rindu perlahan terbasuh
dalam kemesraan, melusuh
Thursday, December 24, 2015
Thursday, December 10, 2015
Push your limit
Kali ini lelah harus patah
biar langkah huyung sudah
diombang-ambing dingin
dan jeritan-jeritan angin
dan jeritan-jeritan angin
Ujung Rinjani
sudah di depan hati
kita harus mendaki terus
Jangan kalah oleh lelah
Jangan kalah oleh lelah
biar sepanjang bibir kawah
kabut, kerikil dan pasir
terpijak malah turun mengalir
Ayo, tinggal sejengkal mata
kita cium Dewi Anjani
yang subur dan maha indah
kabut, kerikil dan pasir
terpijak malah turun mengalir
Ayo, tinggal sejengkal mata
kita cium Dewi Anjani
yang subur dan maha indah
Saturday, December 5, 2015
Sia-sia (II)
Kupanggil namamu, perempuanku
karena resah malam ini gerimis
mengguyur jiwa yang meringis
ingin lagi ingat wangi nafasmu;
wahai, ke telingamu, sampaikah?
Kupanggil namamu, perempuanku
Sembari kutulis puisi ini
karena kata-kata adalah kenangan
yang nyaris habis ditelan uban,
menetes hangat lewat jari tangan
karena resah malam ini gerimis
mengguyur jiwa yang meringis
ingin lagi ingat wangi nafasmu;
wahai, ke telingamu, sampaikah?
Kupanggil namamu, perempuanku
Sembari kutulis puisi ini
karena kata-kata adalah kenangan
yang nyaris habis ditelan uban,
menetes hangat lewat jari tangan
Subscribe to:
Posts (Atom)