Tuhanku! aku patah arah
kehabisan darah, kalah
tak seorang sudi
sekedar membenci
Seluruh anugerah yang kau beri
kulalui cuma dengan menghitam hati
meracun diri
Tuhan!
kuseru nama-Mu kembali
sekedar menghela lega
sebelum terbaring abadi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
seperti hilang diujung mata,
ReplyDeletemenikung di balik punggungan
terhalang sesemak liar
hanya mata dan kompas jadi bilah
hati setenang puncak gunung itu adalah pedoman
burung-burung berkicau,dan angin di sesulur
di jalur-jalur sulit jadi penghibur
mungkinkah tak sampai,
sedang kabut tak pernah abadi
di hari yang fitri ini pun,
ReplyDeletebersih dan suci seperti terlahir kembali,
seperti isi ketupat yang putih,
disaat yang sama aku mengunyah,
disaat itu pula aku bikin dosa pertama,
Mengumpat dunia yang menghitam.
Ooo gitu...
ReplyDelete