Harusnya karena rindu orgasme sudah
bukan akibat cemburumu yang hilang mata
tak rela ganjanya habis dihisap lain luka
Thursday, July 30, 2009
Tuesday, July 28, 2009
Kepada kawan
Beginilah kiranya kawan
bukan hati hampa tekad
bukan juga sepi tujuan
Aku sadar, sungguh sangat nalar
bahwa pendakian ada di depan mata
dan boleh dikata aku sudah pergi
mendaki dari desa terbawah sekali
Dihajar hutan badai nyaris tiap hari
dingin, sakit, sedih, ngeri, lapar, letih
semua kulakoni, tanpa air mata, sendiri
obatnya kepada orang tua ku kirim puisi
Jumpa para binatang buas yang sexy
bercinta denganku mereka ingin sekali
yahh namanya binatang, pamer birahi
hukumnya lumrah menurut tivi
obatnya kepada kawan dan saudara ku kirim puisi
Tak jarang nyasar dijebak belukar duri
yang bukan cuma nancap di telapak kaki
tapi juga nancap lalu pecah di hulu hati
obatnya kepada Tuhan ku kirim puisi
Nah, bila tersambar petir dari belakang
tepat di harga diri, letak serupa dua kali
rasanya mustahil ku lanjut pendakian ini
aku enggan kuliti pelontar petir itu
dan aku tak tahu kepada siapa
puisi mengenai ini hendak kukirim
Akh tak apalah kawan, aku turun lagi!
sekedar ganti jalur mendaki
menyusulmu yang terus melaju
ke puncak bersulang paling tinggi di bumi
bukan hati hampa tekad
bukan juga sepi tujuan
Aku sadar, sungguh sangat nalar
bahwa pendakian ada di depan mata
dan boleh dikata aku sudah pergi
mendaki dari desa terbawah sekali
Dihajar hutan badai nyaris tiap hari
dingin, sakit, sedih, ngeri, lapar, letih
semua kulakoni, tanpa air mata, sendiri
obatnya kepada orang tua ku kirim puisi
Jumpa para binatang buas yang sexy
bercinta denganku mereka ingin sekali
yahh namanya binatang, pamer birahi
hukumnya lumrah menurut tivi
obatnya kepada kawan dan saudara ku kirim puisi
Tak jarang nyasar dijebak belukar duri
yang bukan cuma nancap di telapak kaki
tapi juga nancap lalu pecah di hulu hati
obatnya kepada Tuhan ku kirim puisi
Nah, bila tersambar petir dari belakang
tepat di harga diri, letak serupa dua kali
rasanya mustahil ku lanjut pendakian ini
aku enggan kuliti pelontar petir itu
dan aku tak tahu kepada siapa
puisi mengenai ini hendak kukirim
Akh tak apalah kawan, aku turun lagi!
sekedar ganti jalur mendaki
menyusulmu yang terus melaju
ke puncak bersulang paling tinggi di bumi
Saturday, July 25, 2009
Puisi
Adalah air mata
yang tak kunjung
wajar kutuliskan
Kata salah tempat
kalimat nyasar
lafal berlebihan
pasti hadir di sana
Rasanya mustahil
selesai kugagas
yang tak kunjung
wajar kutuliskan
Kata salah tempat
kalimat nyasar
lafal berlebihan
pasti hadir di sana
Rasanya mustahil
selesai kugagas
Terlalu lama di kota
Aku rindu kembali mendaki
belajar pada gunung
yang tegar tabah
bawa langit di atas kepala
belajar pada gunung
yang tegar tabah
bawa langit di atas kepala
Friday, July 24, 2009
Kau pasti rindu (Prototype)
ya ya ya, memang aku butut
pemabuk dengan mimpi kusut
tapi aku masih diri sendiri
yang dulu bawa terbang kau punya hati
pemabuk dengan mimpi kusut
tapi aku masih diri sendiri
yang dulu bawa terbang kau punya hati
Tuesday, July 21, 2009
yang paling babi sedunia
Pagi asyik minum kopi
dari bibir kekasih ranjang
di resto dekat lobi
hotel banyak bintang
;Ada babi ledakkan bom bunuh diri
dari bibir kekasih ranjang
di resto dekat lobi
hotel banyak bintang
;Ada babi ledakkan bom bunuh diri
Berat memang jadi orang
Buat apa layu, buat apa lesu
hidup itu isi teka teki
bila salah dan jatuh
berdiri, lebih tegak dua kali
hidup itu isi teka teki
bila salah dan jatuh
berdiri, lebih tegak dua kali
Tuesday, July 14, 2009
Teka Teki
Perjuangan mana lebih susah
dahulu kau, lawan bedil kaum penjajah
atau setelahnya, kami
lawan ketamakan kaum sendiri
dahulu kau, lawan bedil kaum penjajah
atau setelahnya, kami
lawan ketamakan kaum sendiri
Saturday, July 11, 2009
Friday, July 10, 2009
Sajak Srigala kolong
Kami, dunia kolong
tidak perlu ditolong
cincongmu seperti menggongong
Kami dunia kolong
gerombolan srigala kumal
masih bertaring buru mangsa sendiri
Tanpa pendidikan tinggi,
titel ular, buku bacaan beratmu
yang berfungsi cuma mengelabui
Berhenti prihatinkan kami
lewat pidato berapi api, kemudian sepi
kami enggan lolongkan nyeri
yang geletarkan luka pertiwi
tidak perlu ditolong
cincongmu seperti menggongong
Kami dunia kolong
gerombolan srigala kumal
masih bertaring buru mangsa sendiri
Tanpa pendidikan tinggi,
titel ular, buku bacaan beratmu
yang berfungsi cuma mengelabui
Berhenti prihatinkan kami
lewat pidato berapi api, kemudian sepi
kami enggan lolongkan nyeri
yang geletarkan luka pertiwi
Tuesday, July 7, 2009
Sate dan penjualnya
Panas panas enaknya makan sate
yang wangi asapnya menantang
perut letihku dari kejauhan
Setibanya di lapak pinggir selokan
tak ada orang atau kantoran yang pesan
mungkin semua pilih makan restoran
akh, aku tak peduli dan bergegas
pesan sate ayam lima, kambing lima
Mas, ini sate bumbu kacangnya
tiada sengaja campur cemas
yang lepas kala mengipas
selamat menikmati!
Mas, anda yang awal mungkin yang akhir
tusuk sepuluh sate hari ini
semoga esok sudi mampir kembali
sate campur air mata istri saya mas belum coba!
ujarnya seraya batuk karena tertawa
yang wangi asapnya menantang
perut letihku dari kejauhan
Setibanya di lapak pinggir selokan
tak ada orang atau kantoran yang pesan
mungkin semua pilih makan restoran
akh, aku tak peduli dan bergegas
pesan sate ayam lima, kambing lima
Mas, ini sate bumbu kacangnya
tiada sengaja campur cemas
yang lepas kala mengipas
selamat menikmati!
Mas, anda yang awal mungkin yang akhir
tusuk sepuluh sate hari ini
semoga esok sudi mampir kembali
sate campur air mata istri saya mas belum coba!
ujarnya seraya batuk karena tertawa
Sayonara, Ibu Ibu baja
Dear Ibu ibu baja, penggosip uang perusahaan
kusebut kalian "Mba" junjung tinggi kehormatan
pada besarnya sabar yang enggan menagih pujian
padahal wajar bila sesekali diberikan
Mba, kalian kerja riang sekali
meski luka sering digarami atasan
yang jarang bijak jaga perasaan
Sering pula diganggu kantuk sisa semalam
benah nasib sampai larut di kediaman
atau didera sakit kecil kecilan
yang kadang makan biaya cukup lumayan
Amboi! sungguh tabah, serupa ibunda di rumah
Setiap hari tersenyum jalani amanah
demi buah hati kelak ujian lantas ditanya
"coba sebut nama pahlawan, selain Tuhan"
tanpa malu, tanpa ragu tersebutlah nama kalian
Mba, Terima kasih ya dan Sayonara!
saya hendak bertualang mencari menang
agar jadi orang, tak perlulah terpandang
cukup bisa buat sesama dan orang tua senang
oiya! mba mba perkasa titip semangat ini ya!
cenderamata dari satu luka, satu perjuangan
yang lebih tebal terima umpat daripada uang makan
tapi terus jalan belajar dari kalian
kusebut kalian "Mba" junjung tinggi kehormatan
pada besarnya sabar yang enggan menagih pujian
padahal wajar bila sesekali diberikan
Mba, kalian kerja riang sekali
meski luka sering digarami atasan
yang jarang bijak jaga perasaan
Sering pula diganggu kantuk sisa semalam
benah nasib sampai larut di kediaman
atau didera sakit kecil kecilan
yang kadang makan biaya cukup lumayan
Amboi! sungguh tabah, serupa ibunda di rumah
Setiap hari tersenyum jalani amanah
demi buah hati kelak ujian lantas ditanya
"coba sebut nama pahlawan, selain Tuhan"
tanpa malu, tanpa ragu tersebutlah nama kalian
Mba, Terima kasih ya dan Sayonara!
saya hendak bertualang mencari menang
agar jadi orang, tak perlulah terpandang
cukup bisa buat sesama dan orang tua senang
oiya! mba mba perkasa titip semangat ini ya!
cenderamata dari satu luka, satu perjuangan
yang lebih tebal terima umpat daripada uang makan
tapi terus jalan belajar dari kalian
Friday, July 3, 2009
Menjelang pemilihan
Dalam hancur perasaan
kita mesti tetap cari harapan
meski kontes popularitas
yang selalu ditemukan
Di layar dusta, di sekitar
sedang sodorkan setan
pada nasib yang nyaris gentayangan
kita mesti tetap cari harapan
meski kontes popularitas
yang selalu ditemukan
Di layar dusta, di sekitar
sedang sodorkan setan
pada nasib yang nyaris gentayangan
Wednesday, July 1, 2009
Naif
yang kucari dari perempuan
bukan angkuh, elok tubuh
tapi hati penggemar Tuhan
dan satu kubur kelak berdua
bukan angkuh, elok tubuh
tapi hati penggemar Tuhan
dan satu kubur kelak berdua
Subscribe to:
Posts (Atom)