Kami harus bersolek, molek
atau hias bibir dengan gincu
dan berpakaian serba pendek
Agar uang laki-laki
berkunjung berkali-kali
seperti nafsu berahi
Bukan cita-cita kami
pasrahkan masa depan,
cinta dan harapan
ditindih perut
dan mulut-mulut busuk
para pembuang tai macan
Cuma, untuk bertahan
harga diri dan perasaan
harus kami lacurkan
sampai sekarat
lantas kami kuburkan
Thursday, February 25, 2010
Thursday, February 18, 2010
Begajul di jalan panah
aku ini mustahil ksatria
aku ini cuma pemanah gajul
yang keluar masuk hutan kehidupan
dengan busur dan anak panah
Mimpi utama adalah mencari putri
yang dapat kumengerti
di antara seribu bidadari
Putri yang pantang lari
bila aku sedang rakus minum anggur
lantas tanpa pikir panjang
memanah matahari
aku ini cuma pemanah gajul
yang keluar masuk hutan kehidupan
dengan busur dan anak panah
Mimpi utama adalah mencari putri
yang dapat kumengerti
di antara seribu bidadari
Putri yang pantang lari
bila aku sedang rakus minum anggur
lantas tanpa pikir panjang
memanah matahari
Wednesday, February 17, 2010
Bandung_160210 (Dinas Luar kota)
Bu, aku tidak tahu
seperti apa rasanya
perasaanmu
tunggu bangun pujaan hati
yang penuh balutan,
tanpa gerak di St. Yusuf
Adik, aku tidak tahu
seperti apa rasanya
hatimu, yang terus lipat tangan
demi kembali tiap pagi
naik motor ayah terkasih
yang sedang tidur
dengan selang-selang
penyokong nafasnya
tapi mungkin,
aku sedikit tahu
kenapa air mata kalian
berhenti jatuh
seperti apa rasanya
perasaanmu
tunggu bangun pujaan hati
yang penuh balutan,
tanpa gerak di St. Yusuf
Adik, aku tidak tahu
seperti apa rasanya
hatimu, yang terus lipat tangan
demi kembali tiap pagi
naik motor ayah terkasih
yang sedang tidur
dengan selang-selang
penyokong nafasnya
tapi mungkin,
aku sedikit tahu
kenapa air mata kalian
berhenti jatuh
Wednesday, February 10, 2010
Puisi untuk Titie (Where are you?)
Dahulu jumpa lantas tertawa bersama
di belantara Jakarta yang tinggi hati
lagi lebat muslihatnya
Belakangan, percakapan cuma lewat pesan
yang hampir cukup puaskan rindu
yang dahaga berkepanjangan
Entah kapan kita 'kan kembali jumpa
lantas tertawa bersama, sambil bicara
dan minum kopi satu gelas berdua
;seperti jaman baheula
Mungkin sebentar lagi
mungkin tak'kan pernah terjadi
yang pasti, karenamu puisi ini seksi
di belantara Jakarta yang tinggi hati
lagi lebat muslihatnya
Belakangan, percakapan cuma lewat pesan
yang hampir cukup puaskan rindu
yang dahaga berkepanjangan
Entah kapan kita 'kan kembali jumpa
lantas tertawa bersama, sambil bicara
dan minum kopi satu gelas berdua
;seperti jaman baheula
Mungkin sebentar lagi
mungkin tak'kan pernah terjadi
yang pasti, karenamu puisi ini seksi
Monday, February 8, 2010
Tentang solusi
Kadang-kadang menghadapimu
aku butuh dinasehati
Tapi, harus lebih dari
"Jadi diri sendiri!"
Bom waktu kalau cuma itu
bagimu, bagi hati
aku butuh dinasehati
Tapi, harus lebih dari
"Jadi diri sendiri!"
Bom waktu kalau cuma itu
bagimu, bagi hati
Subscribe to:
Posts (Atom)