Jika demikian, maka biarlah
lirik "satu Nusa satu bangsa" dirubah
dengan bang Iwan punya formula
agar tajam dan tidak mengada ada
sentuh nurani semua lapisan jiwa
Sebab kabur sudah patriotismenya
meski kita satu nusa
namun terdiri dari tiga bangsa;
bangsa atas, yang najis melihat tanah
seolah banyak sampah yang basah
bangsa tengah, yang mayoritas jawab iya pak!
agar nasibnya tidak terkontaminasi
pandemi virus flu babi
dan bangsa bawah, yang dapat dihabiskan
seolah tidak berguna sama sekali
Apa guna hidup di bawah satu langit
tapi sangat jauh dari sinergi
ibarat jarak timbul dan tenggelam matahari
satu sama lain cemburu, haram membantu
cikal bakal dua bahasa tanah air
yang pasti jaya selama lamanya
bahasa diam yang menimbun topan
sebab bosan jadi mainan
dan bahasa kekerasan
sebagai media menyelesaikan masalah
O, Indonesia pusaka
o, Indonesia tercinta
nusa indah, bangsa sentosa
dan bahasa cinta
entah kemana punahnya
seperti sia sia
dahulu nenek dan moyang
habis habisan membelanya
Wednesday, April 29, 2009
Monday, April 27, 2009
Menurut hemat saya
Menurut hemat saya
poles kata jadi mutiara
ringan ringan saja
Terutama kala dapati
mata manismu tersenyum
indah pada hati
poles kata jadi mutiara
ringan ringan saja
Terutama kala dapati
mata manismu tersenyum
indah pada hati
Saturday, April 25, 2009
Sama malu kita
Aku tahu kalian sangat malu
saksikan dagelan kampanye
beberapa waktu lalu
yang lucu alpa rasanya di situ
Adalah contoh salah satu,
tampang rancu sedang cumbu macan
dengan slogan salah salahan
ramai terpajang sembarang
merusak pemandangan
;entah filosofi apa
terkandung di dalamnya
Aku tahu kalian sangat malu
aku tahu saudara, Serupa kita
aku pun begitu, hheehhhhhh!
Tapi kita harus kuat
harus terus menderu
membunuh malu
yang mulai bernanah
dan menyengat itu
saksikan dagelan kampanye
beberapa waktu lalu
yang lucu alpa rasanya di situ
Adalah contoh salah satu,
tampang rancu sedang cumbu macan
dengan slogan salah salahan
ramai terpajang sembarang
merusak pemandangan
;entah filosofi apa
terkandung di dalamnya
Aku tahu kalian sangat malu
aku tahu saudara, Serupa kita
aku pun begitu, hheehhhhhh!
Tapi kita harus kuat
harus terus menderu
membunuh malu
yang mulai bernanah
dan menyengat itu
Thursday, April 23, 2009
Calon Legislatif 2009
Parasit parasit kekuasaan
yang gembar gemborkan kekalahan
dalam bilik pencontrengan
dengan serentak masuk kuburan
yang gembar gemborkan kekalahan
dalam bilik pencontrengan
dengan serentak masuk kuburan
Monday, April 20, 2009
Proposal
Apakah kau keberatan
bila aku membunuhmu?
akankah kau persilahkan
bila ku coba dahulu?
Sebab di antara kita
jurang telah menganga
dan air dari mata di seberang sana
kini, musuh hati yang paling utama
bila aku membunuhmu?
akankah kau persilahkan
bila ku coba dahulu?
Sebab di antara kita
jurang telah menganga
dan air dari mata di seberang sana
kini, musuh hati yang paling utama
Thursday, April 16, 2009
Saran
Bila jalan hidupmu hitam
lebih gelap dari malam
Sulit, seperti terhimpit
dan penuh kerikil tajam
yang keras menjurus kejam
Sampai sampai kau hilang arah
lantas mengasihani diri sendiri
Selain percaya,
cobalah mengembara
dalam dunia rangkai kata
Pasti lembut suasana hati
atau setidaknya akal dan jemari
lebih gelap dari malam
Sulit, seperti terhimpit
dan penuh kerikil tajam
yang keras menjurus kejam
Sampai sampai kau hilang arah
lantas mengasihani diri sendiri
Selain percaya,
cobalah mengembara
dalam dunia rangkai kata
Pasti lembut suasana hati
atau setidaknya akal dan jemari
Wednesday, April 15, 2009
Malam, di Gunung
Aku bertanya:
Hujan inikah yang musnahkan hangat
atau tiada dekapmu di gunung ini?
hingga gigir sekujur badan
diam kaku pohon pohon hutan
Hening, sepi, hampa jawaban
Malam kian pekat
dingin semakin menjerat
dan aku, beku!
bersama inginku
jelajahi rimba hatimu
Hujan inikah yang musnahkan hangat
atau tiada dekapmu di gunung ini?
hingga gigir sekujur badan
diam kaku pohon pohon hutan
Hening, sepi, hampa jawaban
Malam kian pekat
dingin semakin menjerat
dan aku, beku!
bersama inginku
jelajahi rimba hatimu
Wanita Penggoda
Kata kata tuba
yang berdansa
di bibir madunya
indah!
seperti ujung dadanya
yang merah
muda
tawarkan bencana
yang berdansa
di bibir madunya
indah!
seperti ujung dadanya
yang merah
muda
tawarkan bencana
Saturday, April 4, 2009
Friday, April 3, 2009
Paskah
Sebentar lagi Pemilu,
hati teguh
pilih darah tubuh
yang pasrah
digantung sejarah
pada pokok kayu
hati teguh
pilih darah tubuh
yang pasrah
digantung sejarah
pada pokok kayu
Thursday, April 2, 2009
Kepada Puisi
Anak anak
aku hendak pergi,
pergi ke hutan awan
Berdiri
di atas hati sendiri
terasing
dari segala tak pasti
Kelak kembali!
kita tuang tawa, air mata
ke dalam gelas kata
hingga tumpah tumpahan
Bersulang, lantas habiskan
sembari cumbu perempuan
lantang, layaknya binatang
aku hendak pergi,
pergi ke hutan awan
Berdiri
di atas hati sendiri
terasing
dari segala tak pasti
Kelak kembali!
kita tuang tawa, air mata
ke dalam gelas kata
hingga tumpah tumpahan
Bersulang, lantas habiskan
sembari cumbu perempuan
lantang, layaknya binatang
Wednesday, April 1, 2009
Malas
Akhirnya hari tanpa rutinitas datang juga
sampai sampai motor hitamku sumringah bodinya
dengan bergaya kuda istana ia berkata
"Tuan, hari ini aku istirahat ya! aku lelah tiap hari kau pacu
pergi pulang, pulang pergi cari nasi, lintas propinsi lagi
sudah lama aku tak diam diri dan mandi sebelum matahari pergi"
Kugandeng ia ke beranda, sembari sepakati rencananya hari ini
"baiklah, kau diam di sini leha leha, nikmati udara
jangan lupa, berlebihan sedikit bila gadis manis, gadis pahit
lalu lalang semi manja mencari cari perhatian ya!
nanti mereka mohon padaku menunggangimu lagi
bila kau bertingkah acuh tak acuh atau biasa saja,
tak jadi pula kau lepas rindumu yang tebal itu"
Motor hitamku, nasibnya kumal sekali
suaranya yang makin parau kadang menyapa tidurku.
Memasuki sore, kubangunkan ia guna mandi bersama
agar bersih dari segala sisa perjalanan
sayang sungguh sayang, hujan berkunjung rombongan
sampai sampai seperti pasar di beranda depan
"wah tem, tak jadi mandi bersama kita
kau mandi berdua dingin saja ya, aku besok saja!"
sampai sampai motor hitamku sumringah bodinya
dengan bergaya kuda istana ia berkata
"Tuan, hari ini aku istirahat ya! aku lelah tiap hari kau pacu
pergi pulang, pulang pergi cari nasi, lintas propinsi lagi
sudah lama aku tak diam diri dan mandi sebelum matahari pergi"
Kugandeng ia ke beranda, sembari sepakati rencananya hari ini
"baiklah, kau diam di sini leha leha, nikmati udara
jangan lupa, berlebihan sedikit bila gadis manis, gadis pahit
lalu lalang semi manja mencari cari perhatian ya!
nanti mereka mohon padaku menunggangimu lagi
bila kau bertingkah acuh tak acuh atau biasa saja,
tak jadi pula kau lepas rindumu yang tebal itu"
Motor hitamku, nasibnya kumal sekali
suaranya yang makin parau kadang menyapa tidurku.
Memasuki sore, kubangunkan ia guna mandi bersama
agar bersih dari segala sisa perjalanan
sayang sungguh sayang, hujan berkunjung rombongan
sampai sampai seperti pasar di beranda depan
"wah tem, tak jadi mandi bersama kita
kau mandi berdua dingin saja ya, aku besok saja!"
Subscribe to:
Posts (Atom)